Perjuangan dan Pengorbanan

Sakit yang dirasakan manusia terkadang tidak hanya disebabkan oleh luka fisik saja akan tetapi luka psikis. Luka psikis bersumber dari luka non-fisik seperti ingatan, perasaan, pikiran dll
Bahkan luka psikis dapat memicu sakit fisik yang serius. Saat kita mengalami luka psikis, tubuh akan menangkapnya sebagai sinyal bahaya
Hal terseut akan membuat tubuh kita untuk melawannya atau lari dari bahaya tersebut. Saat hal itu terjadi, produksi hormon stres, yaitu adernalin dan kortisol, semakin meningkat
Hal itu juga bisa meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, menekan sistem pencernaan, dan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
Peningkatan hormon tersebut dilakukan agar tubuh memiliki banyak energi. Setelah ancaman hilang, tubuh biasanya kembali ke mode istirahat
Namun jika luka psikis tersebut berlangsung terus menerus, respon tersebut bisa memicu peradangan. Peradangan inilah yang nantinya bisa memicu berbagai penyakit pada fisik
Perjuangan yang berujung pengorbanan
Disaat kita memiliki sebuah impian, cita-cita ataupun hanya sekadar keinginan mau tidak mau harus ada usaha untuk mewujudkannya
Bahkan ada ungkapan yang mengatakan bahwa "hasil takkan mengkhianati usaha" yang seakan memberi kepastian bahwa usaha apapun akan terbalas hasil
Memang setiap usaha akan berbuah hasil, akan tetapi seringkali kita membayangkan hasil yang akan kita dapat sebagai sesuatu yang menyenangkan, menggembirakan atau membahagiakan
Namun perlu kita sadari bahwa perjuangan atau usaha yang kita lakukan tidak serta-merta membuahkan hasil yang memuaskan. Bahkan tak jarang kita harus merelakan apa yang kita perjuangkan
Orang yang sudah lelah berusaha tapi seoalah dikhianati hasil, tentu membuat perasaan menjadi campur aduk. Sedih, marah, pasrah, kecewa semua menjadi satu
Disaat seperti ini kita butuh objek untuk melampiaskan emosi yang dirasakan. Emosi negatif tidak boleh terlalu lama ada didalam pikiran, karena bisa melukai psikis
Maka melampiaskan emosi akan membuat pikiran lega, tenang dan bisa berpikir untuk menerima apa yang telah terjadi. Namun perlu diperhatikan, objek untuk lampiasan emosi tidak boleh hal yang dapat merugikan diri sendiri apalagi orang lain
Jangan jadikan teman, saudara bahkan orang tua sebagai pelampiasan. Lampiaskan pada hal-hal positif seperti membuat lirik lagu, gambar atau hobi yang sering anda jalani. Tapi kalau hobi anda berjuang yaa mampus...
Kunci untuk lepas dari emosi itu sebenarnya merelakan, menyadari dan memaafkan. Relakan apa yang sudah anda perjuangkan, sadari bahwa yang diperjuangkan bukan untuk anda, maafkan semua yang telah menyakiti diri anda
Berat, memang sangat berat untuk merelakannya. Terlebih lagi, sudah banyak waktu yang diberikan untuk memperjuangkan hal tersebut. Ahhh sudahlah, terlalu berlarut-larut dalam sedih juga tidak baik. Anggap saja orang lain berhutang kepada anda dan suatu saat akan dikembalikan
Terima Kasih...!